By Herdian Wibisono

BLOG PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Model Pembelajaran Tipe Example Non Example

Thursday, February 9, 2017

Model Example Non-Example

Menurut Huda (2013:234) Example Non-Example merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi pelajaran. Model ini bertujuan mendorong siswa untuk belajar berpikir kritis dengan memecahkan permasalahan-permasalahan yang termuat dalam contoh-contoh gambar yang disajikan. Penggunaan media gambar dirancang agar siswa dapat menganalisis gambar tersebut untuk kemudian dideskripsikan secara singkat perihal isi dari sebuah gambar (Huda, 2013:234). Example Non-Example merupakan model pembelajaran dengan mempersiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi, sajian gambar ditempel atau memakai LCD/OHP, dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian, diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, evaluasi, dan refleksi (Roestiyah. 2001:73).

Menurut Suyatno (2009:73) Examples Non-Examples merupakan model pembelajaran dengan mempersiapkan gambar, diagram atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi. Sajian gambar ditempel atau memakai OHP, dengan

Model Example non-Example juga ditujukan untuk mengajarkan siswa dalam belajar memahami dan menganalisis sebuah konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara: pengamatan dan definisi. Example Non-Example adalah strategi yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep (Huda, 2013:235).
Menurut Buehl (via Huda, 2013:235-236), model Example Non-Example melibatkan siswa untuk: 1) menggunakan sebuah contoh untuk memperluas pemahaman sebuah konsep dengan lebih mendalam dan lebih kompleks, 2) melakukan proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka membangun konsep secara progresif melalui pengalaman langsung terhadap contoh-contoh yang mereka pelajari, dan 3) mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non-example yang dimungkinkan masih memiliki karakteristik konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.

Huda (2013:236) menambahkan, kelebihan model Example Non-Example ini adalah: 1) siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar, 2)siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar, dan 3) siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. Sementara itu, strategi ini juga memiliki kelemahan karena tidak semua materi pelajaran dapat disajikan dalam bentuk gambar, selain karena persiapannya yang terkadang membutuhkan waktu lama.
Buehl (via Suciati, 2013) mengemukakan keuntungan model Example Non-Example sebagai berikut: (1) siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih kompleks, (2) siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari Example Non-Example, (3) siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian Non-Example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian Example.
Ada dua kelemahan dalam menggunakan model Example Non-Example, diantaranya: tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar, memakan waktu yang banyak.

2.3.1        Sintak Model Pembelajaran Example Non-Example

Menurut (Agus Suprijono, 2009:125) Langkah–langkah model pembelajaran Example non-Example diantaranya: a) guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Gambar yang digunakan tentunya merupakan gambar yang relevan dengan materi yang dibahas sesuai dengan Kompetensi Dasar. b) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui LCD atau OHP, jika ada dapat pula menggunakan proyektor. Pada tahapan ini guru juga dapat meminta bantuan siswa untuk mempersiapkan gambar yang telah dibuat dan sekaligus pembentukan kelompok siswa. c) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk memperhatikan/menganalisis gambar. Agar siswa melihat dan menelaah gambar yang disajikan secara seksama, agar detil gambar dapat difahami oleh siswa. Selain itu, guru juga memberikan deskripsi jelas tentang gambar yang sedang diamati siswa. d) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas. Kertas yang digunakan akan lebih baik jika disediakan oleh guru. e) Tiap siswa diberi kesempatan membacakan hasil tulisannya. Siswa dilatih untuk menceritakan hasil tulisannya agar muncul kepercayaan diri. f) Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. Setelah memahami hasil dari analisa yang dilakukan siswa, maka guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. g) Guru dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran.

No comments:

Post a Comment