By Herdian Wibisono

BLOG PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

PEMBELAJARAN TEKNIK SLANT

Wednesday, August 7, 2013


MENUMBUHKAN KEMBALI SEMANGAT BELAJAR SISWA
DENGAN TEKNIK SLANT

            Umumnya pada jam-jam pelajaran terakhir atau ke 6-7 daya konsentrasi dan semangat anak/siswa jauh menurun dibanding dengan jam-jam sebelumnya. Hal ini disebabkan pada jam-jam tersebut anak sudah lelah sehingga gairah belajar pun semakin menurun drastis.
            Perilaku siswa-siswa bermacam-macam, mulai dari meletakkan kepala di sandaran kursi atau meja, berbicara sendiri dengan temannya atau bahkan ada yang kipas-kipas dengan buku diktat atau catatannya. Kondisi seperti ini tentunya tidak nyaman bagi guru yang akan menyampaikan materi pelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu diperlukan suatu teknik untuk mengembalikan semangat belajar kembali dalam diri siswa.
            Teknik SLANT yang ditawarkan dalam tulisan ini mungkin dapat dijadikan solusi atau salah satu kiat guru dalam mengembalikan kondisi atau semangat belajar siswa kembali, sehingga gairah belajar anak kemabali optimal yang harapannya tujuan pembelajaran di kelas itu dapat tercapai.
            Di dalam kelas sudah pasti terdapat atau ada beberapa siswa yang sungguh-sungguh memperhatikan guru. Kita tidak mungkin hanya mengajarkan materi terhadap beberapa siswa saja. Kalau hal itu tetap dilakukan maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai 100%. Padahal harapannya kita membelajarkan siswa akan tercapai dalam pembelajaran 100% atau 85% dari standar secara klasikal.
            Kata SLANT diambil dari buku Bobbi Deporter dkk. dijabarkan sebagai berikut:
S dari kata “Sit up” (duduk tegak), L dari kata “Lean forward” (condongkan tubuh kedepan), A berarti “Ask question” (bertanya), N dari kata “Nod your head” (anggukkan kepala), dan T dari kata “Talk to your teacher” (berbicaralah kepada guru).
Implementasi teknik SLANT dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut : Peragakan atau tunjukkan kepada siswa cara duduk tegak di kursi secara benar (sit up in the chair), memeragakan dengan benar ketertarikan pada pembelajaran dengan sedikit duduk mencondongkan badan benar (Lead forward), berikan contoh bertanya dengan topik tertentu (Ask questions), dan tunjukkan bahwa memahami materi dengan anggukan kepala (nod their heads), peragakan bagaimana berbicara kepada guru (talk to their teacher).
Contoh :
Guru : “Carilah hobi atau olahraga yang kamu sukai—sesuatu yang kamu kuasai sehingga dapat mangajarkan atau menjelaskannya kepada orang lain. Mungkin kamu dapat melempar bola dengan  indah, membuat kue yang lezat, atau memiliki strategi yang jitu dalam bermain game. Apakah sudah terpikirkan oleh kalian?—Bagus—Sekarang bayangkan sejenak dalam diri kalian melakukan langkah-langkah dalam menjalankan hobi atau olahraga tersebut (beri waktu siswa beberapa menit untuk berpikir/membayangkan).
“Acungkan tangan jika ada yang mau maju untuk berbagi pengalaman.” (pilihlah seorang relawan)
“Begini caranya. Andik, kamu ceritakan dan ibu akan menjadi pendengar (duduklah di deretan paling depan) “Sekarang, ceritakan mengenai hobimu kepada Ibu dan Ibu akan menjadi pendengar, pura-puranya, kamu sedang mengajari Ibu cara melakukan hobi itu.” (ketika siswa menjelaskan sesuatu tentang hobinya tampilkan perilaku yang dilakukan siswa yang tampak pada kondisi awal, misalnya berbicara dengan siswa di sampingnya, kipas-kipas, menyandarkan kepala di kursi atau meja, bahkan menguap).
(kepada siswa) “Bagaimana rasanya menjelaskan hobimu kepada Ibu tadi?” (Beralih ke semua siswa) “Kira-kira berapa banyak bagian yang Ibu pelajari tentang cara melakukan sesuatu yang dijelaskan oleh Andik? Apa yang dikomunikasikan oleh bahasa tubuh Ibu? (kipas-kipas, menguap, dll), “Bagaimana kira-kira perasaan Andik?”
(beri kesempatan siswa menjawab pertanyaan yang disampaikan).
(Menyuruh Andik, kembali menjelaskan/menceritakan hobinya)
(Duduk tegak yang benar dengan sedikit condong ke depan) “ Sekarang mulailah menjelaskan kembali kepada Ibu tentang yang akan kamu jelaskan!” (saat Andik menjelaskan anggukkan kepala, bertanya, dan bersikap menjiwai atau tertarik)
(Kepada Andik) “Bagaimana perasaanmu kali ini?”
 (kepada semua siswa). ”Menurut kalian, apakah kali ini Ibu memahami cara melakukan sesuatu apa yang dijelaskan Andik?
“Apa yang dikomunikasikan bahasa tubuh Ibu?”
“Apa perbedaan antara sikap Ibu yang sekarang dan yang tadi?”
“Pada saat kapan Andik menjelaskan hobinya lebih baik? Mengapa”?
“Siapa yang membedakan baik-tidaknya komunikasi Andik?
(usahakan mereka/semua siswa menjawab)
“Benar sekali! Cara kalian mendengarkanlah yang membuat menarik atau tidaknya Ibu mengajar. Dan Ibu tidak ingin membuat kalian bosan. Jadi, jika kalian menunjukkan kepada Ibu bahwa kalian mendengarkan, Ibu akan berusaha agar Ibu mengajar dengan semangat dan menarik.”
            “Sekarang marilah kita belajar cara mendengarkan yang meningkatkan kemampuan kalian. Ibu akan menunjukkan bagaimana meniru cara Ibu saat Andik menjelaskan tadi dengan sikap yang benar.”  Sit up (duduk dengan tegak, peragakan)—Lean forward (sedikit condong, peragakan)—Ask questions (bertanya, mengacungkan tangan, peragakan)—Nod your head (menganggukan kepala, peragakan)—Talk to your teacher (berbicaralah kepada guru, peragakan).
Demikianlah teknik SLANT yang harapannya bisa dijadikan solusi apabila siswa kurang bersemangat dalam belajar. Teknik ini mungkin dapat dijadikan apersepsi dalam memulai kegiatan belajar mengajar. Semoga dapat diimplementasikan dan selamat mencoba.

Model Pembelajaran Instruksi Akselerasi Tim

Saturday, July 6, 2013


SINTAKMATIK MODEL  PERCEPATAN PEMBELAJARAN TIM
Menurut Slavin (2008:195) model Team Accelerated Instruction (TAI)  terdiri atas delapan komponen yaitu (1) pembentukan kelompok, (2) Tes Penempatan, (3) materi kurikulum, (4) belajar kelompok, (5) skor dan rekognisi tim, (6) kelompok pembelajaran, (7) tes fakta, dan (8) unit seluruh kelas. Pembentukan Kelompok, siswa dalam model percepatan pembelajaran tim dibagi ke dalam kelompok beranggotakan 4-5 siswa. Kelompok tersebut merupakan kelompok heterogen yang mewakili tingkat kecerdasan, jenis kelamin, ras, agama, etnis). Tes Penempatan, siswa diberi tes di awal pembelajaran (tes membuat paragrap pendek). Tes ini digunakan untuk mengukur entry level performance, yaitu kompetensi siswa dalam menguasai materi tertentu atau dalam rata-rata mata pelajaran (kompetensi dasar) untuk dikelompokkan dengan merea yang memiliki rata-rata kemampuan sama, sehingga mereka bisa memulai pembelajaran dalam batas kurikuler yang sama, serta dalam ritme belajar yang juga seimbang (Rosyada, 2004:192) Hasil tes digunakan untuk membuat kelompok berdasarkan skor yang mereka peroleh. Materi kurikulum, proses pembelajaran harus menyesuaikan substansi kurikulum yang berlaku dengan menerapkan pendekatan, metode, teknik, dan strategi yang menekankan pada keaktifan siswa. Belajar kelompok, (a) para siswa membentuk kelompok berpasangan atau bertiga dalam satu kelompok untuk melakukan pengecekan. (b) Siswa membaca lembar petunjuk dan meminta teman sekelompok atau guru untuk membantu jika diperlukan. Selanjutnya mereka mengerjakan lembar kerja siswa (kelompok atau individu). (c) Masing-masing siswa mengerjakan lembar kerja siswa dan meminta teman sekelompok untuk memeriksa jawaban tersebut, jika jawabannya benar siswa boleh melanjutkan ke soal berikutnya. Jika ada siswa yang mengalami kesulitan dalam menjawab, disarankan meminta bantuan kepada guru, kemudian siswa siswa tersebut dapat melanjutkan soal berikutnya. (d) Jika siswa bisa menjawab dengan benar pada lembar kerja siswa (individu), siswa tersebut bisa mengerjakan latihan soal pada lembar kerja kelompok. Setiap siswa bekerja secara individu sampai selesai, dan mengerjakan lembar kerja kelompok secara kolaboratif. Skor dan rekognisi tim, atau penilaian dan pengakuan tim, di  minggu terakhir guru menghitung skor yang diperoleh kelompok. Skor ini didasarkan pada rata-rata jumlah skor perkembangan individu dari kuis yang dilaksanakan. Tujuan dari pemberian skor ini adalah untuk memberikan kriteria pengakuan pada setiap kelompok, misalnya super, baik, dan cukup. Kelompok pembelajaran, guru mengajarkan materi baru (materi pokok/inti) antara 10 sampai dengan 15 menit secara klasikal pada siswa yang telah dikelompokkan secara heterogen. Tujuan dilaksanakan fase ini adalah mengenalkan konsep-konsep utama materi secara detail kepada siswa, agar dalam mengerjakan soal-soal individu maupun kelompok tidak mengalami hambatan. Tes fakta, siswa diminta mengerjakan tes berdasarkan materi yang telah dipelajari sebanyak dua kali seminggu dengan durasi tiga menit. Sebelumnya guru memberikan lembar-lembar materi pokok untuk dipelajari di rumah agar dalam pelaksanaan tes bisa berjalan lancar. Unit seluruh kelas maksudnya mengajar seluruh kelas, setelah akhir pembelajaran guru menghentikan program pengelompokan dan menjelaskan konsep-konsep yang belum dipahami siswa dengan strategi pemecahan masalah yang relevan (Slavin, 2009:195-200).

Metode Pembelajaran PQ4R

Friday, July 5, 2013


    1.  Metode PQ4R
      Pengalaman awal dapat dibangun melalui aktivitas membaca sehingga peserta didik akan memiliki stock knowledge. Langkah – langkahnya :
  1. P (Preview) yaitu peserta didik menemukan ide – ide pokok yang dikembangkan dalam bahan bacaan.
  2. Q (Question) yaitu peserta didik merumuskan pertanyaan – pertanyaan untuk dirinya sendiri yang diarahkan pada pembentukan pengetahuan deklaratif, structural dan pengetahuan procedural.
  3. R (Read) yaitu peserta didik membaca secara detail dari bahan bacaaan yang dipelajarinya sehingga paerta didik diarahkan mencari jawaban terhadap semua pertanyaan yang dirumuskannya.
  4. R (Reflect) yaitu peserta didik memahami apa yang dibacanya.
  5. R (Recite) yaitu peserta didik merenungkan kembali apa yang dibacanya dan mampu merumuskan konsep – konsep, menjelaskan hubungan antar konsep dan mengartikulasikan pokok – pokok penting yang telah dibacanya.
  6. R (Review) yaitu peserta didik merangkum atau merumuskan intisari dari bahan yang telah dibacanya. Peserta didik mampu merumuskan kesimpulan sebagai jawaban dari pertanyaan – pertanyaan yang telah diajukannya.
               2. Metode Guided Note Taking
Merupakan metode catatan terbimbing yang dikembangkan agar metode ceramah yang dibawakan guru mendapat perhatian siswa. Langkah – langkahnya :
a)    Memberikan bahan ajar misalnya yang berupa handout dari materi ajar yang disampaikan dengan  metode ceramah kepada peserta didik.
b)   Mengosongi sebagian poin – poin yang penting sehingga terdapat bagian – bagian yang kosong dalam handout tersebut
c)    Menjelaskan kepada peserta didik bahwa bagian yang kosong dalam handout memang sengaja dibuat agar peserta didik tetap berkonsentrasi mengikuti pelajaran.
d)   Selama ceramah berlangsung peserta didik diminta untuk mengisi bagian yang kosong tersebut.
e)    Setelah penyampaian materi selesai, minta peserta didik membacakan handoutnya.

Metode Pembelajaran STAD

Thursday, July 4, 2013

Metode STAD (Student Achievement Divisions) 
STAD ( Student Team Achievment Division ) dikembangkan oleh Robert Slavin dan rekan-rekan sejawatnya di Johns Hopkins University dan merupakan metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan metode yang sangat mudah diterapkan dalam pembelajaran MIPA. Seperti dalam kebanyakan model pembelajarn kooperatif lainnya, model STAD didasarkan pada prinsip bahwa para siswa bekerja bersama-sama dalam belajar dan tanggungjawab terhadap belajar teman-temannya dalam tim dan juga dirinya sendiri.
Dalam model STAD kelompok terdiri atas empat sampai lima siswa yang mewakili keseimbangan kelas dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras. Kelompok merupakan tampilan yang paling penting dalam STAD dan penting pula bagi guru dalam rangka mengarahkan anggota masing-masing kelompok.
Penerapan model pembelajaran koopratif tipe STAD merujuk pada konsep Slavin ( 2008 ) yang terdiri dari lima komponen utama/langkah yaitu : presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi tim. Komponen atau langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut :
  1. 1.      Tahap Penyajian Materi / Presentasi Kelas
Kegiatan penyajian materi dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD pertama-tama dikenalkan dalam presentasi di kelas yang dilakukan oleh guru dengan metode ceramah, demonstrasi atau diskusi, tetapi juga bisa memasukkan presentasi audisional. Slavin ( 2008 : 144 ) mengungkapkan bahwa “Perbedaan presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah berfokus pada unit-unit STAD”. Dengan cara ini, siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selam apresentasi kelas, karena dengan demikian akan membantu mereka mengerjakan kuis-kuis dan skor yang menentukan skor tim mereka.
Lebih jelasnya bahwa pada tahap ini guru memulai denagn menyampaikan tujuan pembelajaran khusus dan memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akna dipelajari. Dilanjutkan dengan memberi apersepsi dengan tujuan mengingatkan siswa tentang materi pra syarat yang telah dipelajari agar siswa dapat menghubungkan materi yang akan disajiakn dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
  1. 2.      Tahap Kerja Kelompok / Tim
Tim adalah fitur yang paling penting dalam STAD. Pada tiap pointnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim harus melakukan yang tebaik untuk membantu tiap anggotanya. Tim terdiri dari empat sampai lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnitas. Fungsi utama dari ti ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khusus lagi adalah mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. “Dalam kelas kooperatif para siswa diharapkan dapat saling membantu , saling mendiskusikan, dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman siswa masing-masing” (Slavin, 2008 : 4).
Tahap kerja kelompok ini merupakan tahapan yang paling penting dan merupakan ciri khas dari model STAD. Kerja kelompok ini memerlukan satu atau dua jam pelajaran untuk masing-masing kelompok menuntaskan materi yang telah diberikan. Anggota kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan LKS yang telah disiapkan dan guru perlu memeriksa bahwa setiap anggota kelompok dapat menjawab semua pertanyaan dalam LKS. Guru perlu memotivasi siswa dalam kelompok untuk saling bekerja sama karena dari tahap ini siswa akan saling mengajari dan belajar dsari temannya. Dalam tahap ini guru berperan sebagai fasilitator dan motivator. Sehingga untuk membantu proses ini, guru bekeliling dari satu kelompok ke kelompok yang lain sambil mengajukan pertanyaan dan memotivasi siswa untuk menjelaskan jawabannya.
  1. 3.      Kuis
Pada tahap ini guru menyelenggarakan tes unttuk mengukur pengetahuan yang diperoleh siswa dalam bentuk sebuah kuis. Kuis ini dilakukan sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik dalam tim. “Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis, sehingga tiap siswa bertanggungjawab secar individual untuk memahami materi” ( Slavin, 2008:144 ).
  1. 4.      Skor Kemajuan Individual
Skor perkembangan individu diperoleh dari perbandingan antara skor awal(pretest) sebelum diadakan pembelajaran dengan skor yang diperoleh siswa setelah diadakanan pembelajaran model kooperatif tipe STAD (posttest). Berdasarkan pretest siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya berdasarkan skor tes yang diperolehnya.
Tabel
Kriteria pemberian skor perkembangan individu
No.
Skor tes
Skor perkembangan
1
Lebih dari 10 point di bawah skor awal
5
2
Antara 10 sampai 1 point di bawah skor awal
10
3
Skor awal sampai 10 point di atas skor awal
20
4
Lebih dari 10 point di atas skor awal
30
5
Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal)
30
Sumber : Slavin ( 2008: 159 )
Contoh perhitungan:
Seorang siswa dalam kelompok belajar memperoleh skor awal (pretest) yaitu 20 skor maksimal yang harus diperoleh (misalnya skor maksimal 30). Kemudian setelah melaksanakan posttest siswa tersebut mendapatkan skor 25 maka nilai perkembangan yang disumbangkan siswa tersebut untuk kelompoknya adalah 20 (karena nilai posttesr yang diperoleh adalah 5 point diatas skor pretest).
  1. 5.      Rekognisi Tim / Penghargaan
Salah satu hal yang membangkitkan motivasi siswa adalah dengan memberikan sebuah penghargaan. Begitupun dalam kelompok, penghargaan yang diberikan dapat membuat sebuah kelompok lebih kompak dan lebih aktif lagi untuk belajar. Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu (Slavin, 2008: 146). Adapun kriterianya dapat ditunjukkan dalam tabel di bwah ini.
Tabel
Kriteria Tingkat Penghargaan Kelompok
Kriteria (Rata-rata tim )
Predikat
0 ≤ x ≤ 5
-
5 ≤ x ≤ 15
Tim baik
15 ≤ x ≤ 25
Tim hebat
25 ≤ x ≤ 30
Tim super
Sumber: Trianto ( 2007 : 56 )
Dari tabel di atas, skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan masing-masing sumbangan skor individu anggota dalam kelompok dan hasilnya dibagi sesuai dengan jumlah kelompoknya, sehingga didapat rata-rata skor perkembangan individu dalam kelompok yang disebut rata-rata kelompok/tim.

Metode Pembelajaran Jigsaw

Metode Jigsaw
Jigsaw II paling cocok diterapkan pada mata pelajaran ilmu – ilmu sosial, sastra, beberapa bagian sains , dan bidang study lain yang tujuan pembelajarannya lebih menekankan pada konsep daripada keterampilan. Dalam jigsaw II, siswa bekerja dalam tim – tim heterogen seperti pada STAD dan TGT. Siswa ditugasi mempelajari bab atau bahan – bahan lain untuk dibaca, dan diberikan “lembar ahli” yang berisi topik berbeda untuk anggota tiap tim. Siswa dari tim berbeda dengan topic yang sama bertemu dalam suatau “kelompok ahli”. Para ahli ini kemudian kembali kepada tim asal mereka dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang topic –topik “ keahlian mereka”. Kunci keberhasislan jigsaw adalah saling ketergantungan, yaitu setiap siswa bergantung kepada anggota timnya untuk mendapat informasi yang dibutuhkan  agar dapat mengerjakan kuis dengan baik.

Langkah – langkahnya :
a)    Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri 4 atau 5 siswa dengan karakteristik yang heterogen.
b)    Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut.
c)    Para anggota dari beberapa tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut (kelompok pakar / expert group).
d)    Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok semula (home teams) untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar.
e)    Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam “home teams“ para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari.
Jadwal Kegiatan
1)      Membaca
Ide utama : Siswa menerima topik – topik ahli dan membaca bahan yang ditugaskan untuk mencari informasi tentang topik – topik mereka.
Bahan yang dibutuhakan : 1 lembar Ahli untuk tiap siswa, yag terdiri dari 4 topik ahli. Sebuah buku teks atau tugas membaca untuk sumber topik ahli.
            Kegiatan pertama jigsaw II membagikan bacaan dan topik – topik ahli, penugasan topik – topik pada masing – masing siswa dan kemudian membaca.
Pastikan setiap kelompok ahli memiliki pembaca berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
2)      Diskusi kelompok Ahli
Waktu : setengah waktu dari satu pertemuan kelas.
Ide Utama : siswa dengan topik ahli yang sama berdiskusi dalam sebuah kelompok.
Bahan Yang dibutuhkan :  Lembar Ahli dan bacaan untuk setiap siswa. Kerangka diskusi untuk setiap topik, sebuah kerangka untuk setiap siswa tentang topik siswa tersebut.
            Siswa dengan Topik ahli 1 berkumpul disatu meja, topik ahli 2 berkumpul disatu meja lain, begitu seterusnya. Tunjuk seorang pemimpin diskusi untuk setiap kelompok. Beri waktu 20 menit para kelompok ahli mendiskusikan topik – topik mereka. Seluruh anggota kelompok seharusnya mencatat seluruh poin yang didiskusikan. Tugas pemimpin diskusi adalah mengupayakan agar setiap orang berperan serta.
3)      Laporan Tim
Waktu : setengan watu pertemuan kelas
Ide utama : “para ahli” kembali ke tim asalnya untuk mengajarkan topik – topiknya ke teman satu timnya.
            Para ahli seharusnya diberi waktu sekita 5 menit untuk menelaah ulang segala sesuatu yang telah mereka pelajari dari bacaan dan diskusi mereka dalam kelompok – kelompok ahli. Beri penekanan kepada siswa bahwa mereka memiliki tanggungjawab kepada teman dalam satu tim mereka untuk menjadi guru yang baik dan pendengar yang baik.
4)      Test
Waktu : Setengah wakt pertemuan kelas
Ide utama : sisa diberi kuis
Bahan yang dibutuhkan : satu kopi lembar kuis untuk setiap siswa.
5)      Penghargaan TIM
Sama dengan STAD , skoring jigsaw II meliputi skot dasar, poin peningkatan, dan prosedur penskoran tim. Sertifikat, lembar berita kelas, papan bulletin, dan penghargaan lin i]untuk menghargai tim berkinerja tinggi.
 

DAPODIK - CEK VERIVIKASI DATA GURU


Cara Cek Verifikasi Data Guru - Data PTK


Cek DAPODIK Data Sekolah di P2TK DIKDAS
DATA DAPODIK 2013
Data Pokok Dapodik Kemendiknas

Mulai tahun 2013 penerbitan SK Tunjangan Profesional (SK TP) akan didasarkan pada Data Pokok yang disebut DAPODIK  yang ada di DIREKTORAT P2TK DIKDAS (Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan).  

DATA GURU atau Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) ini dikirim sendiri oleh sekolah masing-masing melalui Aplikasi Pendataan Pendidikan ke server pusat DAPODIK secara online.

Sistem online DAPODIK ini berdampak pada guru atau PTK yang sudah memiliki sertifikat pendidik,  penerbitan SK TP, dan pencairan tunjangan sertifikasi.

Data DAPODIK yang terdiri dari data Sekolah, Data Peserta Didik dan Data Guru/PTK saling berkaitan melengkapi. Oleh karena itu selalu dilakukan perbaikan saat terjadi perubahan seperti Kenaikan pangkat PTK, siswa keluar/masuk dll, sehingga data tetap akurat.

Cara mengecek Verifikasi Data Guru di P2TK DIKDAS
Untuk melihat masing-masing DATA GURU atau Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK)  apakah valid atau belum bisa mengeceknya di website P2TK DIKDAS. dengan cara sebagai berikut:

TELAH DI - EDIT
1.       Server / website Informasi Data Guru P2TK DIKDAS telah diperbaiki dan tidak bermasalah lagi

2.       LAYANAN LEMBAR INFORMASI DATA GURU P2TK TELAHBERPINDAH ALAMAT KE:

3.       Login terlebih dahulu dengan memasukkan NO. NUPTK dan password-nya dengan tanggal lahir guru ybs, format pasword : YYYYMMDD. Contoh: jika tanggal lahir  29 September 1958 passwordnya: 19580929


3.    Setelah berhasil login, akan tampil halaman seperti gambar di bawah ini


TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG
Sumber: http://p2tkdikdas..kemdikbud.go.id/ptk/