By Herdian Wibisono

BLOG PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

PEMBELAJARAN TEKNIK SLANT

Wednesday, August 7, 2013


MENUMBUHKAN KEMBALI SEMANGAT BELAJAR SISWA
DENGAN TEKNIK SLANT

            Umumnya pada jam-jam pelajaran terakhir atau ke 6-7 daya konsentrasi dan semangat anak/siswa jauh menurun dibanding dengan jam-jam sebelumnya. Hal ini disebabkan pada jam-jam tersebut anak sudah lelah sehingga gairah belajar pun semakin menurun drastis.
            Perilaku siswa-siswa bermacam-macam, mulai dari meletakkan kepala di sandaran kursi atau meja, berbicara sendiri dengan temannya atau bahkan ada yang kipas-kipas dengan buku diktat atau catatannya. Kondisi seperti ini tentunya tidak nyaman bagi guru yang akan menyampaikan materi pelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu diperlukan suatu teknik untuk mengembalikan semangat belajar kembali dalam diri siswa.
            Teknik SLANT yang ditawarkan dalam tulisan ini mungkin dapat dijadikan solusi atau salah satu kiat guru dalam mengembalikan kondisi atau semangat belajar siswa kembali, sehingga gairah belajar anak kemabali optimal yang harapannya tujuan pembelajaran di kelas itu dapat tercapai.
            Di dalam kelas sudah pasti terdapat atau ada beberapa siswa yang sungguh-sungguh memperhatikan guru. Kita tidak mungkin hanya mengajarkan materi terhadap beberapa siswa saja. Kalau hal itu tetap dilakukan maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai 100%. Padahal harapannya kita membelajarkan siswa akan tercapai dalam pembelajaran 100% atau 85% dari standar secara klasikal.
            Kata SLANT diambil dari buku Bobbi Deporter dkk. dijabarkan sebagai berikut:
S dari kata “Sit up” (duduk tegak), L dari kata “Lean forward” (condongkan tubuh kedepan), A berarti “Ask question” (bertanya), N dari kata “Nod your head” (anggukkan kepala), dan T dari kata “Talk to your teacher” (berbicaralah kepada guru).
Implementasi teknik SLANT dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut : Peragakan atau tunjukkan kepada siswa cara duduk tegak di kursi secara benar (sit up in the chair), memeragakan dengan benar ketertarikan pada pembelajaran dengan sedikit duduk mencondongkan badan benar (Lead forward), berikan contoh bertanya dengan topik tertentu (Ask questions), dan tunjukkan bahwa memahami materi dengan anggukan kepala (nod their heads), peragakan bagaimana berbicara kepada guru (talk to their teacher).
Contoh :
Guru : “Carilah hobi atau olahraga yang kamu sukai—sesuatu yang kamu kuasai sehingga dapat mangajarkan atau menjelaskannya kepada orang lain. Mungkin kamu dapat melempar bola dengan  indah, membuat kue yang lezat, atau memiliki strategi yang jitu dalam bermain game. Apakah sudah terpikirkan oleh kalian?—Bagus—Sekarang bayangkan sejenak dalam diri kalian melakukan langkah-langkah dalam menjalankan hobi atau olahraga tersebut (beri waktu siswa beberapa menit untuk berpikir/membayangkan).
“Acungkan tangan jika ada yang mau maju untuk berbagi pengalaman.” (pilihlah seorang relawan)
“Begini caranya. Andik, kamu ceritakan dan ibu akan menjadi pendengar (duduklah di deretan paling depan) “Sekarang, ceritakan mengenai hobimu kepada Ibu dan Ibu akan menjadi pendengar, pura-puranya, kamu sedang mengajari Ibu cara melakukan hobi itu.” (ketika siswa menjelaskan sesuatu tentang hobinya tampilkan perilaku yang dilakukan siswa yang tampak pada kondisi awal, misalnya berbicara dengan siswa di sampingnya, kipas-kipas, menyandarkan kepala di kursi atau meja, bahkan menguap).
(kepada siswa) “Bagaimana rasanya menjelaskan hobimu kepada Ibu tadi?” (Beralih ke semua siswa) “Kira-kira berapa banyak bagian yang Ibu pelajari tentang cara melakukan sesuatu yang dijelaskan oleh Andik? Apa yang dikomunikasikan oleh bahasa tubuh Ibu? (kipas-kipas, menguap, dll), “Bagaimana kira-kira perasaan Andik?”
(beri kesempatan siswa menjawab pertanyaan yang disampaikan).
(Menyuruh Andik, kembali menjelaskan/menceritakan hobinya)
(Duduk tegak yang benar dengan sedikit condong ke depan) “ Sekarang mulailah menjelaskan kembali kepada Ibu tentang yang akan kamu jelaskan!” (saat Andik menjelaskan anggukkan kepala, bertanya, dan bersikap menjiwai atau tertarik)
(Kepada Andik) “Bagaimana perasaanmu kali ini?”
 (kepada semua siswa). ”Menurut kalian, apakah kali ini Ibu memahami cara melakukan sesuatu apa yang dijelaskan Andik?
“Apa yang dikomunikasikan bahasa tubuh Ibu?”
“Apa perbedaan antara sikap Ibu yang sekarang dan yang tadi?”
“Pada saat kapan Andik menjelaskan hobinya lebih baik? Mengapa”?
“Siapa yang membedakan baik-tidaknya komunikasi Andik?
(usahakan mereka/semua siswa menjawab)
“Benar sekali! Cara kalian mendengarkanlah yang membuat menarik atau tidaknya Ibu mengajar. Dan Ibu tidak ingin membuat kalian bosan. Jadi, jika kalian menunjukkan kepada Ibu bahwa kalian mendengarkan, Ibu akan berusaha agar Ibu mengajar dengan semangat dan menarik.”
            “Sekarang marilah kita belajar cara mendengarkan yang meningkatkan kemampuan kalian. Ibu akan menunjukkan bagaimana meniru cara Ibu saat Andik menjelaskan tadi dengan sikap yang benar.”  Sit up (duduk dengan tegak, peragakan)—Lean forward (sedikit condong, peragakan)—Ask questions (bertanya, mengacungkan tangan, peragakan)—Nod your head (menganggukan kepala, peragakan)—Talk to your teacher (berbicaralah kepada guru, peragakan).
Demikianlah teknik SLANT yang harapannya bisa dijadikan solusi apabila siswa kurang bersemangat dalam belajar. Teknik ini mungkin dapat dijadikan apersepsi dalam memulai kegiatan belajar mengajar. Semoga dapat diimplementasikan dan selamat mencoba.