MENUMBUHKAN KEMBALI SEMANGAT
BELAJAR SISWA
DENGAN TEKNIK SLANT
Umumnya
pada jam-jam pelajaran terakhir atau ke 6-7 daya konsentrasi dan semangat anak/siswa
jauh menurun dibanding dengan jam-jam sebelumnya. Hal ini disebabkan pada
jam-jam tersebut anak sudah lelah sehingga gairah belajar pun semakin menurun
drastis.
Perilaku
siswa-siswa bermacam-macam, mulai dari meletakkan kepala di sandaran kursi atau
meja, berbicara sendiri dengan temannya atau bahkan ada yang kipas-kipas dengan
buku diktat atau catatannya. Kondisi seperti ini tentunya tidak nyaman bagi
guru yang akan menyampaikan materi pelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.
Oleh karena itu diperlukan suatu teknik untuk mengembalikan semangat belajar
kembali dalam diri siswa.
Teknik
SLANT yang ditawarkan dalam tulisan ini mungkin dapat dijadikan solusi atau
salah satu kiat guru dalam mengembalikan kondisi atau semangat belajar siswa
kembali, sehingga gairah belajar anak kemabali optimal yang harapannya tujuan
pembelajaran di kelas itu dapat tercapai.
Di
dalam kelas sudah pasti terdapat atau ada beberapa siswa yang sungguh-sungguh
memperhatikan guru. Kita tidak mungkin hanya mengajarkan materi terhadap
beberapa siswa saja. Kalau hal itu tetap dilakukan maka tujuan pembelajaran
tidak akan tercapai 100%. Padahal harapannya kita membelajarkan siswa akan
tercapai dalam pembelajaran 100% atau 85% dari standar secara klasikal.
Kata
SLANT diambil dari buku Bobbi Deporter dkk. dijabarkan sebagai berikut:
S dari kata “Sit up” (duduk tegak), L dari kata
“Lean forward” (condongkan tubuh kedepan), A berarti “Ask question” (bertanya),
N dari kata “Nod your head” (anggukkan kepala), dan T dari kata “Talk to your
teacher” (berbicaralah kepada guru).
Implementasi teknik SLANT dalam
proses belajar mengajar adalah sebagai berikut : Peragakan atau tunjukkan
kepada siswa cara duduk tegak di kursi secara benar (sit up in the chair),
memeragakan dengan benar ketertarikan pada pembelajaran dengan sedikit duduk
mencondongkan badan benar (Lead forward), berikan contoh bertanya dengan topik
tertentu (Ask questions), dan tunjukkan bahwa memahami materi dengan anggukan
kepala (nod their heads), peragakan bagaimana berbicara kepada guru (talk to
their teacher).
Contoh :
Guru : “Carilah hobi atau olahraga yang kamu
sukai—sesuatu yang kamu kuasai sehingga dapat mangajarkan atau menjelaskannya
kepada orang lain. Mungkin kamu dapat melempar bola dengan indah, membuat kue yang lezat, atau memiliki
strategi yang jitu dalam bermain game. Apakah sudah terpikirkan oleh
kalian?—Bagus—Sekarang bayangkan sejenak dalam diri kalian melakukan
langkah-langkah dalam menjalankan hobi atau olahraga tersebut (beri waktu siswa
beberapa menit untuk berpikir/membayangkan).
“Acungkan tangan jika ada yang mau maju untuk
berbagi pengalaman.” (pilihlah seorang relawan)
“Begini caranya. Andik, kamu ceritakan dan ibu akan
menjadi pendengar (duduklah di deretan paling depan) “Sekarang, ceritakan
mengenai hobimu kepada Ibu dan Ibu akan menjadi pendengar, pura-puranya, kamu
sedang mengajari Ibu cara melakukan hobi itu.” (ketika siswa menjelaskan
sesuatu tentang hobinya tampilkan perilaku yang dilakukan siswa yang tampak
pada kondisi awal, misalnya berbicara dengan siswa di sampingnya, kipas-kipas,
menyandarkan kepala di kursi atau meja, bahkan menguap).
(kepada siswa) “Bagaimana rasanya menjelaskan hobimu
kepada Ibu tadi?” (Beralih ke semua siswa) “Kira-kira berapa banyak bagian yang
Ibu pelajari tentang cara melakukan sesuatu yang dijelaskan oleh Andik? Apa
yang dikomunikasikan oleh bahasa tubuh Ibu? (kipas-kipas, menguap, dll),
“Bagaimana kira-kira perasaan Andik?”
(beri kesempatan siswa menjawab pertanyaan yang
disampaikan).
(Menyuruh Andik, kembali menjelaskan/menceritakan
hobinya)
(Duduk tegak yang benar dengan sedikit condong ke
depan) “ Sekarang mulailah menjelaskan kembali kepada Ibu tentang yang akan
kamu jelaskan!” (saat Andik menjelaskan anggukkan kepala, bertanya, dan
bersikap menjiwai atau tertarik)
(Kepada Andik) “Bagaimana perasaanmu kali ini?”
(kepada semua
siswa). ”Menurut kalian, apakah kali ini Ibu memahami cara melakukan sesuatu apa
yang dijelaskan Andik?
“Apa yang dikomunikasikan bahasa tubuh Ibu?”
“Apa perbedaan antara sikap Ibu yang sekarang dan
yang tadi?”
“Pada saat kapan Andik menjelaskan hobinya lebih
baik? Mengapa”?
“Siapa yang membedakan baik-tidaknya komunikasi
Andik?
(usahakan mereka/semua siswa menjawab)
“Benar sekali! Cara kalian mendengarkanlah yang
membuat menarik atau tidaknya Ibu mengajar. Dan Ibu tidak ingin membuat kalian
bosan. Jadi, jika kalian menunjukkan kepada Ibu bahwa kalian mendengarkan, Ibu
akan berusaha agar Ibu mengajar dengan semangat dan menarik.”
“Sekarang
marilah kita belajar cara mendengarkan yang meningkatkan kemampuan kalian. Ibu
akan menunjukkan bagaimana meniru cara Ibu saat Andik menjelaskan tadi dengan
sikap yang benar.” Sit up (duduk dengan
tegak, peragakan)—Lean forward (sedikit condong, peragakan)—Ask questions
(bertanya, mengacungkan tangan, peragakan)—Nod your head (menganggukan kepala,
peragakan)—Talk to your teacher (berbicaralah kepada guru, peragakan).
Demikianlah teknik SLANT yang harapannya bisa
dijadikan solusi apabila siswa kurang bersemangat dalam belajar. Teknik ini
mungkin dapat dijadikan apersepsi dalam memulai kegiatan belajar mengajar.
Semoga dapat diimplementasikan dan selamat mencoba.